Hari Pertama Lomba
Hari kamis tanggal 22 Maret 2021, bertepatan dengan hari pertama Pekan Olahraga. Semua orang yang ikut andil dalam acara tengah menyibukan diri untuk mengikuti pertandingan-pertandingan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing eskul di sekolah.
Begitu juga Kalana yang ikut berpartisipasi acara Pekan Olahraga sebagai perenang mewakili teman-temannya. Kini Kalana tengah bersiap-siap dengan pakaian renang dan tak lupa penutup kepala renang bahkan kacamata yang ia pakai untuk melaksanakan renang.
“Siap-siap ya semua.”
Panitia pelaksana memerintah peserta untuk bersiap-siap karena pertandingan akan segera dimulai. Kalana dan juga peserta lainnya telah menaiki dinding kolam, ia telah menggunakan kacamata renangnya dan saat pluit dibunyikan Kalana langsung menyeburkan diri dan berenang dengan cepat. Kalana dengan susah payah ia terus mengayuhkan lengannya dan berenang hingga garis finish. Ia tanpa lelah terus berbalik dan lawannya mulai kewalahan karena cara renang Kalana yang begitu cepat dan sampai duluan.
Suasana di kolam renang begitu ramai namun begitu tenang. Di bangku para penonton sudah banyak siswa dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas untuk menyaksikan pertandingan renang. Hari ini Kalana sebagai peserta mengawali pertandingan renang. Di dalam hatinya ia harus menang membanggakan sekolah dan keluarganya.
Prruuiiitttr... Pruuiittt...
Suara pluit terdengar jelas begitu nyaring di telinga semua orang yang berada disana. Termasuk Kalana yang sudah berada di garis finish, melewati lawannya yang agak jauh dari dirinya. Ia tersenyum bangga dan melepaskan kacamata renangnya sambil naik dari arah kolam renang.
“Iya tepuk tangan untuk semuanya, Kalana telah memenangkan pertandingan renang ini mengalahkan dari SMA Pelita Karya. Selamat untuk Kalana.” seru MC dari suara Mic yang berada di kolam.
Kalana tersenyum dan mulai melangkahkan kaki kecilnya menghampiri kedua sahabatnya yang sudah menunggu. Yeira mulai membalut badan Kalana dengan handuk putih disana. Tak selang lama, Pak Hendar yang tak lain adalah guru olahraga bahkan pelatih yang selalu menyemangati Kalana dateng menghampiri Kalana dengan wajah yang bahagia.
“Bagus Kalana. Tuhkan Bapak yakin kamu itu bisa.”
“Makasih Pak. Bapak juga sudah berperan penting disini,” balas Kalana dengan sopan.
“Ya udah sebentar lagi acara penyerahan medali. Kamu siap-siap ya!” perintak Pak Hendar kembali meninggalkan Kalana.
“Huaa sahabat aku bisa menang dapat medali emas.” seru Yeira bahagia sambil memeluk Kalana.
Irwan menghampiri Kalana dan membawa beberapa bingkisan. Dengan bersusah payah ia menaruh bingkisan berisi pisang goreng dan beberapa minuman air putih di meja samping Yeira duduk. Irwan terus membuat Kalana dan Yeira tertawa terbahak-bahak karena begitu bahagia pada saat itu.
“Kal, abis ini Marcus sama Ardan tanding volly. Liat yuk!” ajak Irwan sambil memakan roti yang ia bawa tadi.
“Ayo. Tapi abis penyerahan medali. Sekalian mandi dulu.”
Tiba-tiba terdengar suara MC yang memanggil nama Kalana dan peserta lainnya untuk penyerahan medali. Ia tersenyum ketika mendengar pengumuman. Dengan wajah tanpa bersalah dan bercanda, ia menyampirkan handuk miliknya pada wajah Irwan. Irwan yang menerima handuk hanya mengaduh kesal namun diselingi dengan gelak tawa.
“Udah-udah ayo, Kal, nama kamu udah di panggil aku anterin.” relai Yeira pada Kalana dan Irwan yang tengah becanda.
“Hahaha. Semangat Kalana,” Kalana tersenyum ke arah Irwan dan mulai melangkahkan kakinya bersama Yeira meninggalkan Irwan sendirian yang masih menatap ke arah kedua sahabatnya dengan tenang. Irwan mulai mengeluarkan ponsel layar sentuh miliknya dan memotret Kalana yang tengah berdiri di podium menunggu untuk Kepala Sekolah menyerahkan medali emas dan piala kepadanya. Kalana begitu bangga pada dirinya bisa mengharumkan nama Sekolahnya dan untuk dirinya sendiri. Bukan hanya dirinya akan tetapi untuk orang-orang sekitarnya.
•••••