Langit pada malam hari di kota Maldives begitu sunyi. Hanya terdengar deruan suara ombak yang mengarungi sisi pantai. Tidak nampak terlihat pasir karena awan hitam mengerubuni langit.

Narendra baru saja memasuki kamar di kamar resort kayu yang terkenal disana. Lelaki manis itu sangat takjub terhadap suasana di dalam kamarnya yang sangat mewah. Akan tetapi, jika di lihat dari luar hanya segelintir kayu tua yang atapnya diberikan jerami-jerami.

“Nana.” Jevano melingkarkan tangannya pada pinggang Narendra. Tak lupa juga mengenduskan hidungnya pada leher lelaki manis yang sudah menjadi miliknya. Narendra yang terkejut berusaha untuk melepaskan endusan yang berawal dari hidung namun berubah menjadi hisapan yang dilakukan Jevano. Bukannya menolak, tapi jika suaminya itu lupa bahwa Narendra juga seorang lelaki yang mempunyai libido dan hasrat jika tergoda. Maka dari itu, ia belum mau melakukannya sekarang.

“Noo lepasiin Nana capeek,”

“Nggak mau.”

“JEVANO!!”

“Iya iya lepas.”

Jevano melepaskan pelukannya dari badan Narendra. Namun kini dirinya berganti memeluk lelaki manis itu dari samping sambil menghirup udara Maldives yang menurut mereka itu sangat sejuk.

“Terima kasih, Na.” Kata Jevano pelan.

“Untuk?” Tanya Narendra menegakkan kepalanya pada Jevano.

“Untuk hadir di hidup saya. Terima kasih mewarnai semuanya.” Jawab Jevano santai.

Narendra menghembuskan nafasnya, “Seharusnya Nana yang berterima kasih sama kamu dan orang-orang Istana.” Narendra menatap ke arah laut sambil menyenderkan kepalanya ke dada Jevano, “kalau bukan karena kalian, mungkin Nana akan tetap jadi Narendra yang sok tegar, yang harus banting tulang demi membiayai orang tua angkat Nana dan Kamal. Terima kasih.” Lanjut Narendra dengan mata yang berkaca-kaca.

“Memang sudah seharusnya kamu disini. Maaf saya baru menyadarinya.”

Narendra tersenyum sambil menganggukan kepalanya. Ia merupakan manusia paling beruntung di muka bumi ini, jika saja dulu dia tidak menerima perjodohan ini. Mana mungkin dirinya bak menjadi seorang pangeran. Segalanya selalu disiapkan oleh para dayang.

Dan juga sudah saatnya Narendra bersyukur dengan semua yang ia dapati hingga saat ini. Tidak akan lagi dirinya melepaskan semuanya. Lelaki itu berjanji akan selalu membahagiakan setiap orang yang berada di sekitarnya. Termasuk bersama Kamal.

Kembali pada Jevano dan Narendra yang kini tengah sibuk saling bertautan tidak ingin melepaskan satu sama lainnya. Entah bagaimana awalnya, sekarang Jevano dan Narendra sudah berada di atas tempat tidur dan saling menindih badan satu sama lain.

Senyuman menggembang dari wajah kedua nya. Kebahagiaan meliputi mereka berdua yang tengah di mabuk asmara.

Narendra menatap ke arah Jevano yang keadaannya sama seperti dirinya tidak memakai pakaian sehelai pun di sana. Lelaki gagah yang berada di atas nya perlahan mulai mencium kening dan seluruh wajah dirinya.

“Ssshh No aaaah.. Nghhh.”

Hingga sampai suara-suara erangan terdengar hingga arah luar kamar resort yang sudah dipastikan mereka saling memberikan kebahagiaan.

•••••