Pikiran Arseno

Fenomena menjadi seorang CEO (Chief Executive Officer) bagi sebagian orang itu sangat menyenangkan. Bagaimana tidak? Seorang atasan hanya cukup bersantai-santai saja memerintah kepada sang bawahan, bahkan hanya menerima selesai. Akan tetapi fenomena itu hanya akan melekat pada pandangan pertama orang-orang saja.

Jika kita lihat aslinya tidak menyenangkan menjadi seorang CEO. Begitulah yang dirasakan Arseno, anak pertama dari Abiputra group yang di berikan kepercayaan memegang perusahaan utama keluarga besarnya. Bahkan perusahaan yang sudah dibangun dari nol oleh David—sang ayah tersebut sudah resmi menjadi miliknya.

Lalu di sisi mana tidak menyenangkannya? Tentu pasti lelaki tampan itu setiap hari harus belajar-belajar dan belajar mengenai perusahaan.

“Silahkan pak boss di minum dulu teh nya.”

Arseno menegakkan kepalanya, “Terima kasih,” lalu meneguk sedikit teh tersebut.

“Kalau ada yang kesulitan bisa tanyakan kepada saya pak boss,”

“Hmm. Santai gua masih bisa handle ini.” kata Arseno masih membaca beberapa laporan.

“Boss, yang masalah teman masa kecil boss apa ada fotonya?” tanya Haikal sopan.

Arseno kembali menengakkan kepalanya sambil membenarkan letak kacamata yang bertengker pada hidup banggirnya. Lalu lelaki itu menjeda aktivitasnya sambil menghela nafasnya sebentar.

“Gua lupa-lupa inget apa masih ada di hp atau di macbook. Karena itu udah lama,” lanjut Arseno masih terpaku pada dokumen di tangannya.

Haikal berfikir sejenak, dan kembali ke masa lalu di saat sang sahabat yang memiliki badan gemuk, suka makan itu sering menjadi bahan bulan-bulanan teman-temannya. Dan membuat temannya—Arseno, malu untuk berangkat ke sekolah.

“Nanti gua coba untuk cari lagi identitasnya,”

Kemudian Arseno berdiri membelakangi badan Haikal yang masih berada di sana. Manik mata indahnya, fokus pada luar jendela yang menampakkan gedung-gedung pencangkar langit yang sangat jelas terlihat menjulang tinggi.

Ketika ruangan itu tengah hening, tiba-tiba terdengar dengan jelas teriakan sang atasan membuat Haikal terkejut.

“ARRRRGHHHHH!!”

Bukan hanya berteriak, dokumen yang ia pegang pun tidak luput dari remukan tangan kekar sang empu. Setelah menyelesaikan acara teriak-teriaknya, Arseno kembali duduk dan mengusap wajah tampannya dengan kasar. Terlihat dari wajahnya sangat gusar dan gelisah.

Mungkin kita juga bisa melihat perubahan wajahnya sangat ketara. Haikal tahu jika sifat, atasan yang juga sahabatnya ini memang selalu berteriak jika sedang merasa kesal dan gelisah. Sama halnya seperti kejadian saat ini.

Arseno masih sibuk dengan pikirannya hingga tak menyadari sama sekali jika sang asisten masih berada di sana. Batinnya masih bergelut dengan permasalahan pernikahannya bersama perempuan yang sama sekali tak ia sukai, bahkan ia kenali pun tidak. Dirinya hanya mendengarkan kabar dari Mamanya jika perempuan adalah pacar dari sang adik.

Pikiran itu terus menghantui Arseno saat ini. Padahal sudah jelas saat ini dirinya dan Haikal sedang membahas hal lain. Tetapi, otaknya tiba-tiba saja memikirkan Ghazi—sang adik yang tak tahu di mana kabarnya.

“Pak Boss teu ku nanaon (tidak kenapa-kenapa)?” Tanya Haikal khawatir.

Setelah tenang, Arseno mulai melepaskan tangan dari wajahnya, “Tidak apa-apa bukan hal penting,” lalu membenarkan posisi duduknya.

“Syukurlah kalau begitu. Maaf pak boss apa saya sudah boleh keluar? Ada tugas yang belum saya kerjakan,”

“Silahkan. Lu boleh keluar!” “Baik Pak Boss, saya permisi.”

Arseno tak menjawab pertanyaan perkataan Haikal dan tak memperdulikan lagi sang asisten. Kemudian kembali dengan pikirannya yang memikirkan bagaimana caranya agar menemukan sang adik yang lama tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Memikirkan kelakuan adiknya itu membuat kepalanya ingin pecah. Dari sebelum sang kakak pulang dari studinya pun, Ghazi jarang sekali pulang. Bahkan, Arseno selalu mendapatkan laporan dari Mamanya selalu membangkang. Berbanding terbalik dengan dirinya.

Sekarang nasi sudah menjadi bubur. Arseno harus kembali memikirkan hal-hal yang baru nantinya. Dan ia berharap tidak akan ada lagi masalah yang akan menimpa dirinya.

•••••