// nsfw // 21+ // tw // cw // kissing // sex scene // anal sex // nipple play //

Bibir kedua insan yang tengah di mabuk asmara kembali bertemu. Berawal dari saling mengungkapkan rasa. Dan kini tidak ada lagi rasa benci dan juga tidak peduli. Semua rasa itu tergantikan dengan hadirnya cinta, rasa sayang satu sama lain.

Jevano dan juga Narendra merasakan hal itu dengan menyatukan kembali bibir satu sama lain yang berawalnya lembut namun berujung menjadi nafsu dan kasar. Air liur mengalir keluar dari mulut mereka membasahi seluruh permukaan disana. Dirinya melepaskan bibir lelaki manis yang kini terlihat bibirnya memerah akibat perlakuannya.

Tidak berhenti sampai di situ saja. Kini bibir Jevano mulai menjamahi seluruh bagian leher Narendra tanpa tertinggal sejengkal pun. Di lumatnya leher itu hingga meninggalkan beberapa tanda merah alami di sana. Belum cukup dengan leher. Tangan keker milik Jevano mulai merobek kaos Narendra yang menurut dirinya sungguh mengganggu dari pandangannya.

Sang empu yang mendapatkan perlakuan itu makin menyukai sentuhan suaminya. Suara lenguhan tidak pernah berhenti keluar dari mulut sexy nya. Matanya terpejam ketika tangan Jevano meremas dada bahkan memilin puting berwarna merah muda yang dimiliki Narendra.

“Noo.. Nghhh..” lenguh Narendra.

Jevano yang mendengar lenguhan itu tersenyum nakal, kini mulutnya mulai mengemut kedua puting dada milik Narendra yang terlihat sedikit membesar. Tak lupa juga ia melumat puting, bukan hanya melumatnya tapi dengan lihai ia memainkan lidahnya pada puting mungil itu.

Perlakuannya berlanjut menjamahi seluruh perut milik Narendra hingga sampai mengecup pinggang milik suaminya. Seperti memberikan tanda jika lelaki manis itu adalah miliknya. Narendra menatap ke arah Jevano yang kini berdiri dihadapannya sambil membuka celana kain yang masih lelaki gagah itu kenakan. Bahkan tak lupa juga Jevano membuka seluruh pakaiannya hingga tidak tampak sehelai benang pun menutupi tubuhnya.

Kemudian Jevano kembali menjamahi kedua selangkangan milik Narendra sambil mulutnya mengecup penis sang pemilik bahkan sampai mengulum seluruhnya.

Narendra yang mendapatkan perlakuan itu tidak berhenti mengeluarkan desahannya. Ini kedua kalinya ia melakukan hubungan intim bersama Jevano. Namun, kali ini berbeda. Dirinya sangat menikmati setiap jengkal sentuhan yang diberikan sang suami kepadanya.

“Aaaah.. Noo..” desah Narendra.

“Kenapa baby?” Jevano masih asyik dengan aktivitasnya yang tengah mengecup lubang milik Narendra. Di elusnya belahan lubang membuat sang empu kembali mendesah tak karuan.

“Ssshy mmhh..” Narendra mencoba menahan desahan dengan menggigit bibir bawahnya. Justru ia salah melakukan hal itu.

Jevano semakin brutal mengelus lubang sempit milik suaminya. Bahkan kedua jari miliknya sudah siap untuk masuk ke dalamnya. Sebelum melakukan hal itu, ia kembali mengeluskan sambil manik matanya menatap ke arah Narendra yang menikmati perlakuannya.

“Na kamu tidak mau mengulum milik saya?” Tanya Jevano sambil menahan libidonya untuk tidak langsung memasukkan miliknya pada lubang sang suami.

“Langs..uungh.. A..ja.” ucap Narendra terbata-bata.

Jevano yang mendengarkan ucapan Narendra yang terbata-bata namun masih jelas, mulai membalikkan badan lelaki manis itu membelakangi dirinya. Kedua tangannya memegang pinggang mulus milik Narendra agar berdekatan dengan miliknya.

Entah kenapa lelaki itu bisa melakukan semuanya ini secara alami. Padahal sudah jelas sekali ketika awal pertemuan dirinya menolak. Tapi berbeda dengan malam ini, Jevano sudah mencintai suaminya itu dengan tulus. Tanpa adanya paksaan.

Perlahan jari tangan kanan milik Jevano mengelus lubang milik Narendra dengan lembut dan secara tak sadar ia mulai memasukkannya. Tak hanya memasukkannya, lelaki bertubuh kekar itu dengan asyik memasukkannya.

“Aahmm ssshh Noo.” Desahan Narendra yang membuat libido Jevano menjadi bertambah lagi dari sebelumnya.

Tanpa mau berlama lagi menahannya, Jevamo melepaskan jari tangannya yang penuh dengan cairan milik Narendra. Penis miliknya sudah mulai menegang, ia merasa sudah saatnya untuk memulai aksinya.

“Saya mulai ya, Na.. Mohon tahan.” titah Jevano lembut. Tangan Jevano mulai mengarahkan penis miliknya pada lubang sempit Narendra. Perlahan penis yang kini sudah tegang itu mulai mencapai permukaan lubang. Perlakuannya itu membuat sang empu kembali mengerang.

“Saa..kiitt.”

“Jangan tegang Na,”

Jevano menindih badan Narendra dari belakang. Ia berusaha untuk menenangkan Narendra agar tidak merasa kesakitan sebelum dirinya melakukan lebih lagi.

Dan Narendra melakukan itu. Sekarang badannya cukup lebih tenang walaupun sebenarnya kali ini dirinya sangat ingin berteriak dnegan kencang. Kakinya lemas karena harus menahan tompangan badannya Jevano yang lebih besar dari badannya.

Kembali pada Jevano mulai menggerakkan pinggulnya secara perlahan. Tangan kekarnya dengan jantan meremas pantat sintal milik Narendra yang membuat nafsunya semakin menjadi. Pergerakan penis Jevano semakin mendalam di lubang milik Narendra sehingga suara desahan tidak pernah luput Narendra layangkan.

“Aaah..aahh.. Nghhh.. Jepaan ssshh..” desah Narendra tidak tertahan lagi.

“Keluarkan saja sayang,”

Pinggul Jevano tak berhenti bergerak sampai akhirnya ia bangun dari atas badan Narendra. Tangannya meremas bokong kenyal suami nya itu tak luput juga tamparan Jevano layangkan hingga meninggalkan bekas.

“Ughhmm.. Ngghh..” Erang Jevano yang telihat bersemangat memaju mundurkan miliknya pada lubang Narendra.

“Aaaaa gua mau keluar aaahmm.”

“Tunggu, Na. Aahhh enak naa,”

Jevano berhenti sejenak dengan posisi tangannya membalikkan badan Narendra secara berhadapan sehingga terlihat dengan jelas wajah cantik milik suami nya yang masih meracau dengan indah.

Di peluknya badan Narendra sambil kepalanya mengecup tengkuk leher sang empu. “I love you.” bisik Jevano sambil mengecup telinga Narendra.

“I love you more.” balas Narendra.

Pinggul Jevano terus bergerak tak beraturan mengiringgi arah penisnya yang tidak mau berhenti maju mundur dari lubang itu. Hingga sampai akhirnya lelaki itu mulai menyadari jika batang miliknya kini sudah berubah menjadi berurat dan mengeras di dalam sana.

Narendra bisa merasakan penis besar milik Jevano yang membuat lubangnya itu begitu sesak. Ia menggigit bibir bawahnya seraya tengah menahan desahan.

“Nanaa sayaanghh saya maauu ssshhhh.” Jevano mulai meracau di saat titiknya akan mencapai klimaks.

“Jeep aaaah gua keluaarr.”

“Nanaa aaahhmm.”

Crottt..croottt..croott..

Jevano mengeluarkan cairan miliknya di dalam lubang sampai mencapai klimaksnya lebih dalam. Di rengkuhnya badan Narendra penuh kasih sayang. Kecupan terus ia berikan pada bahu kecil lelaki manis didepannya.

“Noo.” panggil Narendra.

“Hmm.” Jevano menatap ke arah manik mata indah Narendra. Ia menggenggam jari-jari lentik milik lelaki manis itu dan sesekali mengecupnya.

Sungguh didalam pikirannya kali ini hanya ada nama Narendra, Narendra dan Narendra.

“Sejak kapan lu suka sama gua?” Tanya Narendra penasaran.

“Sejak kamu ada disini,” balas Jevano masih merengkuh Narendra, dengan seolah-olah tidak mau melepaskan dari dekapannya.

“Mulai sekarang ajarkan saya lebih dekat dengan kamu, Na,” Jevano mencium kening Narendra. “Saya tidak mau lagi menyia-nyiakan kamu. Sudah cukup kemarin saya cuek sama kamu.” Lanjut Jevano dengan mata yang berkaca-kaca.

Mendengar pengakuan cinta Jevano, air mata keluar begitu saja dari mata indah milik Narendra. Ia pun sama akan halnya dengan suaminya itu. Entah sejak kapan perasaan ini tumbuh, yang jelas dirinya ingin bersama Jevano. Ingin memberikan cintanya dengan rasa yang tulus.

“Tapi Na, bagaimana kita lanjut ronde ke dua?” Tawar Jevano sambil membisikkan pada Narendra.

Sang empu yang mendengarnya hanya melototkan matanya begitu terkejut karena ternyata Jevano sangat agresif tidak cuek seperti biasanya.

“Ini beneran lu kan, No?” Tanya Narendra memastikan.

“Iya sayang. Ini saya. Mulai sekarang kamu harus biasa,”

“Biasa untuk?”

“Untuk jangan manggil saya, gua lu. Hmm.” Jevano kembali mengenduskan kepalanya pada ceruk leher Narendra hingga keluarlah desahan dari mulut sang empu.

“Noo aaah..pleasee.” cicit Narendra kembali mendesah. “Jadi..” Jevano menatap Narendra dengan tatapan seringaian tajamnya.

“Nooo nghh.. Sttopp.”

Jevano tidak menjawab permintaan Narendra. Dirinya malah menggerakkan kembali penis miliknya yang masih asyik berada di lubang milik Narendra.

Dan kita tak tahu berapa lama mereka melakukan lagi karena hanya mereka berdualah dan Tuhan yang mengetahui itu.

•••••