Cw//nsfw//sex scene// anal sex//kissing//nipple play 🔞

Senyuman menggembang dari wajah kedua insan yang tengah di mabuk asmara. Bagaimana tidak, kini antara Jevano dan Narendra sudah melepas pakaian satu sama lain saat masuk ke dalam kamar yang sudah di rancang untuk mereka berdua.

Jevano menatap ke arah Narendra sambil mengecup kening suaminya itu. Lambat laun tanpa aba-aba lelaki itu mulai menghisap seluruh leher Narendra hingga tak ada yang tersisa sedikit pun bahkan sampai meninggalkan riasan berwarna merah disana.

Setelah memberikan riasan berwarna merah dari gigitan di lehernya. Jevano kembali berlanjut menjamahi dari mulai dada, hingga puting yang berwarna merah muda membuat lelaki itu tambah bersemangat.

“Nghhh jangan digigit No..” Erang Narendra sambil membusungkan dadanya. Jevano masih mengemut puting dada Narendra secara bergantian kiri dan kanan. Tangan sebelah kanannya pun tak luput meremas sambil memelintir puting kanan milik Narendra.

Seruputan mulut Jevano serasa menyedot dada Narendra seolah-olah bisa mengeluarkan susu dari sana. Karena tidak sabar, dirinya langsung berdiri bergerak membuka celananya. Ia membuangnya sembarangan, tangannya mulai menggeluarkan penis dari dalam celana boxer milik sang Pangeran Altaro yang terkenal gengsi. Jevano mengocok sebentar Penisnya agar bisa menjadi tegak.

“Saya tidak tahan, Na.” Kata Jevano sambil tangannya mencoba membuka celana tidur milik Narendra.

Narendra yang melihat suaminya kesulitan ikut membantu membuka celananya hingga mereka berdua sama-sama telanjang tanpa sehelai bening pun.

“Kamu cantik Na,” rayu Jevano sambil memasukkan jari tangannya pada lubang milik Narendra.

Tangan sebelah Kanannya pun tak tinggal diam. Jevano mengelus penis milik Narendra tanpa ada rasa jiji sedikitpun. Kembali dilepasnya jari dari dalam lubang milik suaminya dan berdiri tepat di atas wajah Narendra.

Dengan sekali tegukan penisnya sudah berada di dalam mulut Narendra. Kepalanya tak tinggal diam saja, suaminya itu dengan luhai mengulumnya. Setelah selesai dengan aksinya, Jevano kembali melepaskan dari mulut suaminya. Jari nakalnya kembali memasuki lubang milik Narendra yang membuat sang empu mengeluarkan erangan.

“nghhh..”

Narendra menutup matanya sambil giginya terus menerus menahan agar tidak mengeluarkan erangan. Namun sepertinya akan sulit melakukan hal itu. Ia kembali membuka matanya dan menggeluarkan desahan demi desahan ketika Jevano memaju mundurkan kedua jarinya pada lubang semput milik Narendra.

“Kamu suka baby, hmm?” Jevano masih mengocok lubang Narendra.

“Nghhh... No, gua mau pipiss aaahhh,” desahan Narendra mengeluarkan cairannya dari dalama penis miliknya yang malah membasahi perut Jevano dan perutnya.

Jevano menyeringai menatap ke arah Narendra, tubuhnya penuh energi malam ini. Tidak seperti biasanya mereka melakukan aktivitas sehari-hari.

Tangan Jevano dengan santai menarik paha Narendra agar mendekat lebih pada badannya. Ia mulai menggesekkan penisnya pada lubang Narendra yang terlihat kembang kempis seperti bisa memakan.

“Boleh?” Tanya Jevano menatap Narendra.

Tidak memiliki energi untuk membantah, Narendra menganggukan kepaldanya sebagai tanda jawaban. Tangannya membuka lebar lubangnya untuk meminta penis Jevano segera memasukinya. Pahanya pun mulai terbuka dengan lebar. Tanpa mau menunggu terlebih lama lagi Jevano memasukkan penis miliknya ke dalam lubang Narendra dengan sekali hentak. Narendra yang terkejut karena lubangnya sudah terisi penuh dengan sesuatu seperti berbatang dan berurat bahkan batang itu berukuran panjang.

Perlahan tapi pasti pinggulnya bergerak dengan beriringan bersama lenguhan demi lenguhan keluar dari dalam mulut kedua insan.

Lelaki itu terus menghentakkan penis miliknya pada lubang Narendra agar bisa keluar masuk dengan mudah tanpa beraturan. Kemudian Jevano memeluk badan lelaki manis didepannya tanpa mau melepaskan satu sama lain.

Pinggul Jevano terus bergerak dengan cepat sehingga seluruh seprai kasur berantakan, bantal yang mereka gunakan hanya satu. Selimut pun tak layak dari tendangan kaki Narendra.

“Aaahh..nghhh.. Saya mau keluar, Na.” Jevano menggerang di sisi telingan Narendra, tidak lupa jga ia mengecup tengkuk leher Narendra.

“Keluarin aja. Ssshh nghhmm.” Balas Narendra ikut mendesah.

“Na sayaa mauu nghhh..” Jevano masih menindih badan Narendra namun wajah keduanya begitu dekat antara satu sama lain.

Narendra tersenyum ketika melihat wajah Jevano yang memerah. Ia mengecup bibir lelaki didepannya yang masih menggerakkan pinggulnya. Narendra bergejolak, seperti rasa menggebu-gebu dengan apa yang suaminya lakukan saat ini.

Tanpa di ketahui Narendra. Ternyata suaminya itu menghentakkan penisnya pada lubang Narendra sehingga dapat mencapai kenikmatan yang didapatkan kedua insan.

“Aaaahh.. Lagi No.” pinta Narendra memelas ketika mengetahui cairannya keluar di dalam.

Jevano tersenyum lebar mendengarnya. Tanpa basa basi dirinya membalikkan badan suaminya itu menjadi posisi membelakanginya. Penis Jevano kembali menggempur dengan melanjutkan ronde-ronde seterusnya.

Di luar kamar sebenarnya sudah ada Kamal, Marcus dan Harsa yang menyaksikan suara desahan mereka terasa sampai ruang tengah tenpat mereka berkumpul.

Kamal bergedik ngeri ketika ia membayangkan bagaimana Kakaknya itu melakukan hal suami istri bersama sang Pangeran.

“Beneran mereka nggak akan curiga kan, Kak?” Tanya Kamal ragu.

Harsa mengacungkan jempol tangannya, “Tenang saja kata Ibu saya di kampung. Bakalan aman. Kalian denger kan gimana waktu kita nguping dipintu. Pake ada kata i love you segala,” Harsa menggelengkan kepalanya sambil menatap ke arah pintu kamar dua sejoli yang tengah bercumbu. “Padahal kemarin-kemarin mereka nolak.” Lanjut Harsa santai.

“Iya kan kamu yang idenya, by.”

“Sudah-sudah ayo kita tidur aja. Kamal duluan ya kak, ngantuk.” Seperkian detik Kamal telah menghilang dari pandangan Harsa dan Marcus. Kini tinggalan dua orang itu yang asyik juga saling berpangutan tanpa kita tahu apa adegan selanjutnya yang mereka lakukan.

•••••